Mendaki gunung lawu pakai baju hijau hingga kini masih dilarang oleh sebagian orang karena kata-kata itu memang sangat familiar di kawasan lawu khususnya lereng lawu sebelah timur terutama jalur lewat Singolangu.
Baca Juga: 5 Jalur Pendakian Gunung Lawu, Favorit Kamu Yang Mana?
Pendaki yang memakai baju hijau muda sebenarnya tidak salah namun mitos tersebut memang keluar dari orang tua dulu sehingga kita harus menghargai kearifan budaya lokal, seperti hanya jika kamu berwisata ke pantai selatan terutama parang tritis pasti hal serupa masih dilarang untuk dikenakan di area pantai.
Mitos yang beredar bahwanya bagi pendaki yang melakukan pendakian gunung lawu jika memakai ijo daun ditakutkan tidak bisa pulang karena menyerupai warna hutan lawu yang lebat dan hijau. Sangat disarankan untuk memakai warna lain agar yang bersangkutan tetap selamat sampai tujuan dan tempat tinggalnya.
Baca Juga: Pasar Ghoib di Gunung Indonesia Ini, Bikin Kamu Lemas Melangkahkan Kaki
Mitos Memakai baju hijau muda sebenarnya bukan hanya lewat jalur Singolangu namun semua jalur pendakian lawu akan tetapi jalur singolangu memang dipercaya merupakan jalur klasik yang digunakan Raja Brawijaya untuk menggapai puncak lawu.
Banyak misteri di gunung lawu mulai dari mungsonya Raja Brawijaya, Adanya pasar setan serta hilangnya para pendaki di kawasan gunung lawu yang terakhir pendaki asal Magelang bernama Alvi yang hilang pada awal tahun 2019 kemarin juga sampai saat ini belum ditemukan titik terangnya.
Dari semua mitos yang menyelimuti gunung lawu bagi kamu yang tertarik untuk merayakan Agustusan nanti lewat jalur klasik singolangu transpoartasi sangat mudah karena jalur ini dekat dengan wisata andalan telaga sarangan. Jalur klasik Singolangu memang terkenal mistis namun jalur tersebut menyuguhkan eksotisme pemandangan yang memukau hutan yang masih alami sumber air yang sangat melimpah dan ditambah udara yang sangat sejuk.
Jalur trekking pendakian lewat Desa Singolangu yang pertama akan dihadapkan dengan jalan tanah yang cukup landai dan paling terkenal dijalur ini adalah ”Tanjakan Pengik” tanjakan ini memiliki panjang kurang lebih 500 meter dan merupakan jalur trekking yang menguji adrenalin para pendaki lantaran kemiringannya cukup ektrem.
Bagi kamu yang ingin mendaki via Singolangu transportasinya patokannya adalah taman sarangan jika dari pusat kota menuju telaga sarangan sejauh 11 Km dengana estimasi waktu perjalanan kurang lebih 30 menit saja turun di depan taman lalu lihat arah lor dalam nanti ada papa yang menunjukan jalur pendaki dari singolangu, kamu hanya berjalan saja karena tidak jauh dari taman sarangan.
Catatan bagi sobat gunung yang mendaki gunung lawu jangan membuah sampah sembarangan ia dan berbuat vadalisme mari kita jaga bareng-bareng keindahan alam yang sudah diberikan di negeri tercinta ini.