Gunung Rinjani menawarkan keindahan alam gunung vulkanik dengan kawah berisi danau dan pemandangan alam disekitarnya yang jarang ditemukan ditempat lain, dengan keindahan alam tersebut menjadikannya salah satu destinasi wisata yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara termasuk para investor wisata diantaranya PT. Rinjani Glamping Indonesia (RGI) dan PT. Airbus Helicoters Indonesia (AHI).
Baca Juga: Pembangunan Kereta Gantung Gunung Rinjani Ditargetkan Rampung Tahun 2021
Berkaitan dengan rencana usaha penyediaan sarana wisata alam di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani oleh RGI dan Heli Tourism oleh AHI telah dilakukan audiensi pada hari Selasa, 18 Februari 2020 pukul 09.30 Wita bertempat di Ruang Rapat Aula Balai TN Gunung Rinjani Mataram yang dihadiri pejabat struktural Balai TN Gunung Rinjani dan stakeholder terkait diantaranya Dinas Pariwisata NTB, Dinas LHK NTB, Dinas ESDM NTB, BPBD NTB, Basarnas, Dinas Pariwisata Lombok Timur, BP Majelis Adat Sasak, Geopark Rinjani, Forum Porter Guide Rinjani, Perwakilan Trekking Organizer (TO) termasuk wartawan lokal maupun nasional.
Baca Juga: Danau Segara Anak, Yang Bikin Susah Move On -Indahnya Kebangetan!
Pada pemaparannya RGI menyampaikan masih dalam proses ijin usaha penyediaan sarana wisata alam. Sampai saat ini tahapan perijinan yang dilakukan RGI adalah Pertek (Pertimbangan Teknis) dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kab Lombok Utara pada tahun 2017 dan Pertek dari BTNRG pada tahun 2017. Masih ada beberapa tahapan yang perlu dilakuan oleh RGI yaitu penyusunan Rencana Pengusahaan Pariwisata Alam (RPPA), dokumen UKL/UPL serta konsultasi publik. Bentuk usaha sarana wisata yang rencana akan dibangun adalah sarana akomodasi semi permanen berupa Glamping yang direncanakan akan dibangun di sekitar Danau Segara Anak yang tetap akan menjamin dan memastikan minimal dampak dari sisi ekologi, estetika serta akan bersinergi dengan pelaku wisata yang telah ada agar pelaku usaha yang ada seperti TO, Guide dan Porter tetap berjalan.
AHI telah melakukan audiensi mengenai Heli-Tourism kepada Kementerian LHK cq. Ditjen KSDAE, Kementerian Pariwisata, Pemprov NTB dan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani sejak tahun 2015. Program Heli Tourism akan diawali studi kelayakan dan uji coba yang rencananya akan dilaksanakan antara September hingga Desember 2020 untuk mempelajari dan melakukan review operasional. Sesuai yang disampaikan oleh AHI bahwa konsep Heli-Tourism ini tidak akan mengganggu pasar wisata pendakian yang ada selama ini karena memiliki pangsa pasar yang berbeda namun jika konsep tersebut menghadapi banyak kendala maka AHI pastinya tidak akan melanjutkan konsep tersebut.
Berkenaan dengan ini, diperlukan studi kelayakan yang meliputi beberapa aspek seperti ekologi, ekonomi, sosial budaya serta aspek legal. Selain itu, salah satu aspek yang juga harus menjadi pertimbangan adalah rencana pengelolaan Taman Nasional Gunung Rinjani dengan pelibatan para pihak serta memastikan bahwa pelaku usaha yang telah ada tetap terlindungi.
BTNGR mengundang para pihak untuk mendengar pemaparan pemrakarsa dalam audiensi tersebut untuk menjamin keterbukaan informasi serta memastikan buttom up proses dilakukan di Tapak sehingga parapihak mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi mulai dalam proses perencanaan sampai kepastian implementasinya. BTNGR berharap bahwa kegiatan yang melibatkan parapihak yang dilakukan, kedepan dapat menjamin kelestarian Taman Nasional Gunung Rinjani yang mewujudkan harmonisasi alam dan budaya tetap terjaga.
Sumber: TNGR