Sherpa adalah nama salah satu suku bangsa di Nepal dan Tibet yang hidup di lereng-lereng pegunungan Himalaya dengan ketinggian kurang lebih 2.000 – 5.000 Mdpl, Sherpa sekarang sering dikaitkannya dengan pemandu walau tidak semua pemandu gunung Everest berasal dari Suku Sherpa.
Baca Juga: Film Pendakian Gunung Bagus dan Menantang
Pada tahun 2013 suku Sherpa mendapat perhatian khusus dari seorang peneliti bernama Denny Levett seorang Anggota pendiri Extrem Everest dan Konsultan Rumah Sakit di Inggris melakukan penelitian akan ketahanan hidupnya di ketinggian dengan orang biasa. Dalam expedisinya Denny Levett membandingkan suku sherpa dengan teamnya yang berasal dari daratan yang lebih rendah dimana suku sherpa turun dari puncak everest sejauh 2.000 meter hanya butuh 2 jam saja sedangkan orang biasa membutuhkan kurang lebih setengah hari untuk bisa seperti suku sherpa. Dalam expedisi yang dijalankan oleh team Denny Levett dan suku sherpa menuju ketinggian kurang lebih 5300 Mdpl ditemukan bahwa “Mitokondria pada suku Sherpa lebih efisien dalam menggunakan oksigen. Sel mereka seperti mobil yang irit bahan bakar. Anda bisa mendapat energi dari oksigen yang minim,” jelasnya Levett. Tim mempelajari pembuluh darah di bawah lidah dan lokasi lain di tubuh untuk memantau sirkulasi udara di organ-organ lain. Proses itu disebut mikrosirkulasi. Bentuk sirkulasi darah ini berada di pembuluh darah terkecil dan melihat bagaimana oksigen mampu mencapai otot, jaringan, dan organ hingga tubuh manusia bisa bekerja. “Kecepatan ini lebih tinggi di mana darah dapat mengalir di sekitar memungkinkan Anda untuk memberikan lebih banyak oksigen ke jaringan yang lebih cepat,” ujar ahli transplantasi ginjal di Rumah Sakit Universitas Coventry dan Warwickshire, Inggris, Chris Imray yang berangkat bersama Levett dalam ekspedisi ilmiah ini. Levett mengatakan temuan ini menjadi penelitian pertama yang membahas perbedaan fisiologis dan dapat menjelaskan kemampuan suku Sherpa di ketinggian. Ia menyebut studi-studi lain telah meneliti perbedaan genetik pada suku Sherpa. Hal itu akan diteliti oleh tim Levett berikutnya. dikutip CNN Travel
Baca Juga: Danau Segara Anak, Yang Bikin Susah Move On -Indahnya Kebangetan!
Maka tidak heran bahwa seorang sherpa mampu membawa beban dan berjalan tidak pernah kenal lelah diketinggian khususnya kawasan Everest. Untuk menjadi seorang sherpa atau pemandu tidak sembarang orang bisa, hanya mereka yang memiliki keahlian khusus yaitu mampu membaca situasi sekitar gunung Everest, mampu mendaki ice climbing, dan lain sebagainya. Karenanya, kebanyakan anak seorang Sherpa yang kemudian hari menjalani profesi ini sebab telah terlatih sejak kecil.
Baca Juga: Gunung Tertinggi di Indonesia, Menjadi Impian Banyak Pendaki Untuk di Daki
Tugas pokok dari sherpa adalah menemenai para pendaki serta membawa barang bawaan para pendaki intinya memandu pendaki sampai puncak everest walau nyawa taruhannya, seperti yang dilakukan oleh Tenzing Norgay yang berhasil mengatarkan Sir Edmund Hillary sampai puncak everest dan menjadi salah satu orang yang mampu menginjakkan kakinya di puncak everest.
Sebagai seorang pemandu, Tenzing selalu berada dalam posisi terdepan. Namun uniknya, saat tinggal selangkah menuju ke puncak, dia mempersilakan Edmund Hillary untuk menjadi yang pertama menorehkan sejarah sebagai orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Everest.
Kenapa Tenzing melakukan ini ? Jawaban atas pilihannya ini adalah, ” Karena ke puncak Everest adalah impian Edmund Hillary, bukan impian saya. Impian saya hanyalah berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih impiannya.
Bisa kita cerna bahwa tujuan kita bisa berbeda tapi ingat selalu pikirkan apakah tujuan kita bermanfaat bagi diri kita sendiri atau bagi banyak orang.